Doeloe, saya pernah bercita2 ingin jadi Jurnalis - saya sempat menyukai dunia tulis menulis.
Niat untuk masuk kuliah di FIKOM  jurusan jurnalistik dibatalkan karena belakangan saya sempat terjerat narkoba, judi, dan prostitusi.
Skala prioritas saya harus dirubah. Saya harus membentuk akhlak dan kepribadian dulu.

Di tahun 1989 saya  menjadi salah seorang mahasiswa di kampus Unpad Bandung Fakultas Sastra Jurusan Bahasa & Sastra Arab (Asia Barat)
Doeloe masih di Jl Dipati Ukur.

Alhamdulillah singkat cerita akhlak dan kepribadian saya jadi berubah ke arah yang lebih baik.
Ternyata benar menurut pendapat para Sosiolog bahwa faktor yg mempengaruhi akhlak dan kepribadian seseorang di antaranya; Lingkungan Pergaulan.

Saya dijuluki teman-teman kuliah sebagai Perpustakaan Berjalan. Alhamdulillah semua materi kuliah bisa saya hafal di Luar Kepala.
Saya masih ingat, dosen Muhadatsah (percakapan dalam bhs Arab) sempat dekat dengan saya.
Sampai saya  diissuekan akan dijadikan asistennya.

Di tempat kerja terakhir pun saya bisa hapal list harga brand-brand expired dari tahun tertua sampai tahun termuda di Luar Kepala - waktu masih manual.
Jadinya teman-teman kerja waktu itu malah banyak yg nanya harga brand-brand expired ke saya daripada harus cape-cape melototin list harganya.

Tahun 2002 saya ikut semi Mangement Trainee di perusahaan tempat saya bekerja. Di Surabaya 6 bulan; Grand Bromo Hotel 3 bulan, Tretes Raya Hotel 3 bulan. Di Solo 1 bulan; Diamond Hotel. Dan di Purwokerto 3 bulan ngekost.
Menjelang test akhir saya resign dari sMT karena belum siap mental untuk ditempatkan jauh - waktu itu bagi yg lulus harus siap ditempatkan di mana saja di seluruh Indonesia.

TAKDIR TAK DAPAT DITOLAK

Setelah di tahun 2002 saya resign dari sMT lalu di tahun 2012 ada tawaran dari perusahaan untuk kenaikan jabatan jadi SRE ; Supervisor Retail Engagement. Yang ini tidak saya tolak karena kalau lulus akan ditempatkan di kantor asal.
Saya pun terbang ke Malang  untuk mengikuti pendidikan yg hanya memakan waktu 1 bulan. Alhamdulillah lulus.

TAKDIR TAK DAPAT DITOLAK

Di tahun 2018 tepatnya tgl 3 Agustus saya jatuh sakit yang mengharuskan saya mengambil jatah cuti sakit berkepanjangan selama 1 tahun dari tgl 26 September 2018 - 26 September 2019 tanpa kehilangan hak dan benefit seperti ketika saya masih aktif bekerja.

TAKDIR TAK DAPAT DITOLAK

Sebenarnya sebelum jatah cuti sakit berkepanjangan jatuh tempo, saya hampir saja sembuh. Tapi sayang di minggu ketiga Agustus yg baru lalu penyakit saya kumat lagi.

Pada akhirnya saya  harus tetap sabar dan ikhlas menjalani Skenario Hidup Sang Sutradara - Allah SWT. Saya harus tetap kuat dan optimistis menjalani hidup saya yang entah berapa lama lagi - mengemban amanah dari Allah; seorang istri & 2 anak lelaki tercinta.
Saya harus selalu berprasangka baik bahwa di balik ini Allah menyimpan RENCANA terbaikNya untuk saya dan keluarga.

Posting ini saya sharing khususnya buat mereka yang menghadapi kenyataan hidup hampir serupa dengan saya. Umumnya buat mereka yg masa lalunya pernah GELAP seperti saya dan sekarang masih belum bisa keluar dari GELAPnya. Percayalah anda
bisa keluar dari GELAP anda.

"Sesungguhnya dalam kisah2 mereka ada PELAJARAN BERHARGA yang bisa dipetik bagi yang MAU berfikir" (Al Quran)
Kita harus bedakan antara CARI KERJA dan CARI UANG.
CARI KERJA baik di instansi pemerintah ataupun di swasta konsekuensi logisnya kita harus NRIMO regulasi yg berlaku di sana termasuk regulasi SALARY/GAJI.
Jadinya lucu ketika kita melihat AKSI DEMO meminta kenaikan gaji. Salah mereka sendiri wong mereka tadinya CARI KERJA bukan CARI UANG.

CARI UANG diperuntukkan bagi mereka yang JELI menangkap PELUANG. Pokoknya peluang sekecil apa pun bisa dimanfaatkan untuk menjadi uang. Dari mulai punya ponsel, sepeda kayuh, sepeda motor, mobil ... (Saya tidak perlu jelaskan lebih lanjut. Silakan gali sendiri potensi atau fashion masing-masing)
Besar kecilnya uang yang bakal didapat tergantung TARGET para PENCARI UANG tersebut. Makin besar targetnya ya tentu harus makin besar semangatnya.

Para PENCARI KERJA yang sudah dibahas di awal posting ini banyak pula yg menjalankan bisnis sampingan karena mereka menyadari uang yang mereka dapat dari tempat kerja mereka dari bulan ke bulan segitu-gitu saja. Mending kalau naik di tahun depan, kalau tidak?

Jadi mari kita putuskan sejak sekarang kita ini mau jadi apa?
Para PENCARI KERJA atau para PENCARI UANG?
Syukur-syukur jika bisa mengkombinasikan keduanya seperti yang sudah saya jelaskan di akhir posting ini.

من عرف نفسه فقد عرف ربه
Siapa yg bisa mengenali dirinya sendiri maka sungguh ia sudah mengenali TUHANnya.

(Ciamis, 12 Nop 2019)
Stroke susulan sangat ditakuti oleh semua penderita stroke, baik yang sudah pulih atau pun yang masih dalam proses pemulihan.
Kenapa?
Karena stroke susulan  pasti akan lebih parah dari stroke yang pertama.
Stroke susulan baru dialami penulis sekitar minggu ke-3 Agustus yang baru lalu. Padahal penulis masih sedang dalam proses menuju pulih dari stroke yang pertama.
Tadinya penulis sempat bingung juga tentang apa penyebabnya.
Dirawat di RS selama 6 hari tanggal 23 - 28 Agustus 2019, kadar gula darah penulis melalui random check ada di angka normal : 135 - gula darah pemicu stroke yang pertama. Tensi darah normal, TG & cholesterol, pun asam urat normal.
Belakangan baru kepikir sama penulis penyebabnya mungkin karena TERLALU LELAH.
Ya, mungkin terlalu lelah. 
Dan itu diIYAkan Pak Asep tadi - tenaga fisioterapi dari RS yang rutin datang ke rumah seminggu 2x. 
Mulai Februari lalu penulis suka berjalan mengitari alun-alun kota tidak kurang dari 15 putaran dan dalam tempo yang cepat. Padahal orang-orang yang sudah pulih dari stroke, sebut saja : H Agus, H. Enden, Pak Dodi, paling banyak 7 putaran dan dalam tempo yang lambat.
Padahal kata dokter orang yang sedang dalam proses pemulihan stroke tidak boleh LELAH.
Tapi entah kenapa penulis melupakan pesan dokter itu, mungkin karena girang sudah bisa jalan cepat.
Stroke susulan yang dirasakan penulis memang lebih berat dari stroke yang pertama; kepala jauh lebih pusing, badan jauh lebih lemas.

Dan jatah cuti setahun karena sakit berkepanjangan (prolong sickness) dari perusahaan tempat penulis bekerja pun sudah habis; tanggal 26 September 2019 yang baru lalu (untuk lebih jelasnya baca posting : Stroke Pengalaman Pribadi yg diposting penulis Nopember tahun lalu)
Penulis akhirnya harus diTERMINASI oleh perusahaan tempat penulis bekerja.
Alhamdulillah, kompensasi dari perusahaan yang diberikan kepada penulis SANGAT LAYAK.

Sekarang yang bisa penulis lakukan adalah berdoa memohon kesembuhan kepada Allah SWT sambil terus ikhtiar; rutin cek up ke dokter, fisioterapi, dan rutin olahraga semampunya agar bisa memanfaatkan uang kompensasi dari perusahaan untuk usaha mandiri.

IKHTIYAR tanpa DOA = SOMBONG
DOA tanpa IKHTIYAR = OMONG KOSONG.

Jadi teringat Quote manis yg
mengingatkan penulis bagaimana Takdir Allah bekerja ;

SURATAN ILAHI...

Mungkin kau tak tau dimana rizkimu...
tapi rizkimu tau di mana dirimu...
dari lautan biru, bumi dan gunung...
Allah memerintahkannya menujumu...

Allah menjamin rizkimu, sejak 4 bulan 10 hari kau dalam kandungan ibumu hingga akhir hayatmu...
Amatlah keliru bila bicara tentang tawakkal atas rizki, dimaknai dari hasil kerja...
Karena bekerja adalah sebuah ibadah... sedang rizki itu urusan-Nya...
Melalaikan kebenaran sekaligus menghawatirkan apa yang dijamin-Nya...
adalah sebuah kekeliruan berganda...

Manusia membanting tulang, demi angka nomimal gaji, salary, upah atau nominal angka di rekening
yang mungkin esok akan ditinggal mati.
Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yang tertulis dalam angka tapi apa yang telah dinikmatinya.
Rizki tak selalu terletak pada pekerjaan kita.
Allah menaruh sekehendak-Nya. Ya.. bahkan seringkali tidak terbersit dalam angan sekalipun...

Ikhtiyar itu perbuatan...
Rizki itu kejutan Allah.. Takdir memang penuh kejutan..
Dan jangan lupa...
Tiap rizki akan ditanya...
"Darimana dan untuk apa"...
karena rizki adalah "hak pakai"...
Halalnya dihisab...
Haramnya diadzab...

Maka, jangan kau iri pada rizki orang lain...
Bila kau iri pada rizkinya, kau juga harus iri pada takdir buruk serta takdir matinya...
Karena Allah membagi rizki, jodoh dan usia ummatNya...
Tanpa bisa tertukar satu dan lainnya...
Jadi yakinlah semua adalah atas kehendak-Nya...
Tak terasa sudah hampir 5 bulan penulis didera sakit stroke, entah kapan sembuhnya. Sekarang PERANG di batin penulis ada 2; kapan SAKIT ini SEMBUH dan Rejeki sudah ada YANG NGATUR. Kenapa? Karena penulis diberi jatah cuti sakit berkepanjangan dari tempat penulis bekerja paling lama 1 tahun dengan catatan 4 bulan pertama diberikan gaji full - 4 bulan kedua 75% - 4 bulan ketiga 50%.
Sampai sekarang yang bisa penulis lakukan hanya rutin berobat, latihan, dan berdoa juga tentunya. Kalaupun ternyata kemudian sampai lewat setahun Allah berkehendak untuk tidak segera mengangkat sakit penulis (mudah2an itu tidak terjadi) -
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِهُ وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Artinya: “Wahai Allah Tuhan manusia, hilangkanlah rasa sakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan yang sejati kecuali kesembuhan yang datang dari-Mu. Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan komplikasi rasa sakit dan penyakit lain”. (HR Bukhari dan Muslim) - maka akhirnya yang penulis bisa lakukan adalah PASRAH dan BERSERAH DIRI kepada Allah Sang Pemberi Keputusan, Sang Pengatur Rejeki yang punya hak sepenuhnya untuk mengatur HIDUP dan KEHIDUPAN ini.


Mengutip nasehat Pak Haji tadi pagi selepas solat Dluha di Mesjid : YAKINLAH, BINATANG YG TIDAK BERAKAL SAJA BISA HIDUP MASA MANUSIA TIDAK BISA? GA USAH KHAWATIR JODOH - MAUT - BAHAGIA - CELAKA, SUDAH ADA YG NGATUR. YANG PENTING KITA SELALU BERUSAHA DAN BERDOA TENTUNYA...
Tak terasa sudah kali ketiga penulis datang ke tukang pijat yang sama - biar nyambung baca Posting sebelum ini: Berusaha dan Berdoa.

"Pak, nu saletroke mah rata-rata paranjang umurna. Buktina aya nu tepi ka taun- taun ngarandapan panyakit strokena nepi ka aya nu teu cageur-cageur.
Ngan salangsara wungkul ku panyakitna."
(Pak, penderita stroke itu rata-rata panjang umurnya terbukti ada yang sampai bertahun-tahun menderita strokenya bahkan ada juga yang ga sembuh-sembuh.
Cuma mereka dibuat sengsara karena penyakitnya itu), ujar si Tukang Pijat beberapa saat setelah selesai memijat.
"Saya sudah lama mengkhususkan pijat yang sakit saja, Pak, setelah saya pikir mereka yang lelah ga usah dipijat, cukup ditidurkan, bangun pasti sudah hilang lelahnya, "tambahnya lagi.

Saya pun lalu iseng nanya, "Kang, selama khusus mijat yang sakit paling jauh pernah pergi ke mana?
"Ke Singapura pernah ke Malaysia juga pernah. Alhamdulillah berkat profesi saya ini saya jadi pernah naik pesawat terbang "jawabnya.

SUBHANALLOH. Ternyata lain orang lain pula jalan yg diberikan Allah untuk menuai rejekinya. KADANG APA YANG KITA KIRA TIDAK SESUAI DENGAN APA YG KITA LIHAT.


Diberdayakan oleh Blogger.
loading...

Entri Populer